Bisnis digital
di Indonesia berkembang sangat pesat. Hal ini berbanding lurus dengan
peningkatan pengguna internet di Indonesia. We Are Social, analis dunia
pemasaran sosial, melaporkan bahwa di awal tahun 2015, Indonesia sudah memiliki
72,7 juta pengguna aktif internet, yang adalah sepertiga jumlah penduduk negara
ini. Persentase inilah yang menjadi salah satu pendorong utama perkembangan
tech startup lokal di Indonesia.
Dari sekian
banyak jenis industri yang digeluti oleh tech startup lokal, industri travel
adalah yang paling populer di Indonesia. Menurut hasil riset Google yang
bekerja sama dengan Taylor Nelson Sofres (TNS), sebanyak 24 persen pengguna
internet memutuskan untuk membeli tiket pesawat, disusul pakaian jadi sebesar
13 persen, hotel 12 persen, dan ponsel sebanyak 12 persen.
Seiring hal
ini, beberapa startup yang berfokus pada pemanfaatan teknologi dalam industri
travel pun bermunculan di Indonesia. Salah satunya adalah Traveloka, yang mulai
mendapat sorotan dan baru-baru ini disebut memiliki potensi besar untuk menjadi
startup lokal unggulan.
Traveloka
adalah perusahaan yang menyediakan layanan pemesanan tiket pesawat dan hotel
secara daring dengan fokus perjalanan domestik di Indonesia. Traveloka memiliki
basis operasional di Jakarta.
Berdirinya
Traveloka berawal dari pengalaman pribadi pria kelahiran Padang, 16 Januari
1968 ini. Merasa kesulitan dalam mencari tiket pesawat tujuan Padang dari
Indianapolis, Amerika Serikat. Kemudian menjadi peluang usaha untuk menyediakan
jasa Online Travel Agent. Ferry ingin membuka usaha yang dapat memberikan
kemudahan perjalanan yang sesuai kebutuhan konsumen. Dibantu dengan dua
rekannya saat bekerja di Microsoft, Derianto Kusuma dan Albert, maka lahirlah
Traveloka.com.
Pria lulusan
Purdue University ini membutuhkan waktu sekitar 6 bulan dalam membangun agen
perjalanannya. Awalnya, travel online ini
bergerak dengan skala bisnis kecil sebagai mesin pencari tiket pesawat
dan dan reservasi hotel. Saat internet di Indonesia sedang berkembang, rintisan
usahanya mulai dilirik banyak orang. Dalam kurun waktu beberapa bulan,
pelanggannya semakin bertambah dan bisnisnya semakin berkembang.
Pada awal
konsepnya Traveloka berfungsi sebagai mesin pencari untuk membandingkan harga
tiket pesawat dari berbagai situs lainnya. Pada pertengahan tahun 2013 Traveloka
kemudian berubah menjadi situs reservasi tiket pesawat di mana pengguna dapat
melakukan pemesanan di situs resminya. Pada bulan Maret 2014, Ferry Unardi
menyatakan bahwa Traveloka akan segera masuk ke bisnis reservasi kamar hotel.
Pada bulan Juli 2014, jasa pemesanan hotel telah tersedia di situs Traveloka.
APA YANG MEMBUAT TRAVELOKA UNGGUL?
Traveloka
berdiri di waktu yang tepat, setahun sebelum Indonesia mengalami ledakan bisnis
travel pada tahun 2013. Sebuah penelitian dari Phocuswright menunjukkan, di
tahun tersebut total pendapatan dari pemesanan dalam industri travel di
Indonesia mencapai USD10,5 miliar atau Rp136 triliun. Hal tersebut membuat
pendapatan nasional mampu mencapai USD1 triliun dengan pertumbuhan tahunan
sebesar enam persen. Dipadukan dengan strategi yang tepat, kondisi ini
mendorong perkembangan Traveloka menjadi top of mind startup yang bergerak di
industri travel.
Berselang dua
tahun, tepatnya pada tahun 2015, SimilarWeb mencatat bahwa jumlah pengunjung
yang mengakses Traveloka melalui desktop diestimasi mencapai empat juta
kunjungan. Angka ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan online travel
agent (OTA) lainnya di Indonesia.
Pencapaian ini
juga tidak luput dari pantauan investor asing. Traveloka dipilih sebagai
startup pertama di Asia yang menerima penanaman modal seri A dari Global
Founders Capital (GFC). Sebagai informasi, GFC adalah firma permodalan yang
dimiliki oleh Samwer bersaudara dari Rocket Internet. Ini membuktikan bahwa
investor dunia melihat Traveloka memiliki potensi untuk menguasai pasar
industri travel Asia Tenggara.
Sumber :
Nama : Mutiara Kinanti
NPM : 2B215885
Kelas : 3EB10
No comments:
Post a Comment